Sabtu, 24 Mei 2014

Kalau Sudah di Dalam “Lupa” Dech….

Jum’at, 24 February 2012 (re-publish)

Saya bukan pengguna BB (Blackberry) atau smartphone lainnya seperti sebagian orang yang terkadang latah sekedar untuk tidak mau dikatakan gatek. Saya juga bukan pengguna computer canggih atau gadget-gadget terbaru yang memudahkan pemakainya berhubungan dengan siapa saja termasuk dengan dunia maya dan social media. PC desktop dan HP ku dirumah adalah barang-barang yang tergolong jadul, kata orang. Entah sudah berapa tahun mereka menemaniku, sampai kadang-kadang kasihan dengan ke-renta-annya. Mestinya sudah layak mereka diremajakan/ugrade tapi boro-boro buat upgrade, kalau ada dana mah mendingan buat bayar hutang hehe… Itulah makanya respon saya dengan sesuatu (sms/update twitter/FB/email) tidak bisa real time tapi sering terlambat berjam-jam bahkan kadang berbilang hari, tergantung seberapa cepat saya berhubungan dengan alat-alat jadul-ku itu.

Seperti biasanya, kalau sedang di depan computer dan akses internet, disamping menu ‘wajib’ku, saya sempatkan melirik twitterland dan facebook, sekedar memenuhi nafsu melahap informasi dan melihat teman-teman yang pada narsis pengin terkenal, hehe. Saking ngebetnya pengin dikenal sampai-sampai bangun tidur dan mau tidur lagi pun kurang lengkap kalau tidak “menyapa” teman-teman, begitu seringnya yang kubaca. Dahsyatnya lagi, mau shalat malam/tahajud-pun mesti memberitahu followers/friends nya dulu, seakan tidak cukup hanya Allah saja yang tahu. Yang terakhir ini biasanya gawean para aktifis dakwah. Katanya “kan berpahala kalau kita saling membangunkan untuk tahajud lewat twitter ato FB”, atau “semua amal tergantung niatnya”, atau “tidak ada salahnya kan media social kita pakai untuk berdakwah”, dan lain sebagainya. Apalagi fenomena dunia arab yang ‘menggeliat’ dari kungkungan para tirani dictator tidak lepas dari peran social media. Meski pendahulu mereka dalam dakwah, Imam Hasan Al-Banna, dikisahkan saat malam bersama sahabatnya, berkali-kali memanggil nama sahabat beliau sekedar untuk memastikan sahabat itu sudah tidur sehingga sang imam bisa shalat malam tanpa diketahui sahabatnya itu. Sedemikian ‘malu’ seorang imam Hasan al-Banna kalau shalat malamnya diketahui orang lain. Sangat berbeda dengan aktifis dakwah belakangan ini ya? Apalagi yang sedang ‘keranjingan’ media baru itu, bisa saja terbuai dengan nafsu berangan-angan dengan nostalgia, reuni, bahkan CLBK maupun CBMB dilakoninya.

Namun hari ini agak heran saya melihat email forward dari facebook yang masuk di inbox outlook saya yang hampir saja terlewat karena terselip diantara ratusan email yang masuk setiap hari dari berbagai milist yang saya ikuti. Karena seringnya saya surfing terlebih dahulu untuk meng-antri-kan unduhan di scheduler internet download manager, maka biasanya informasi tentang FB lebih dahulu saya peroleh via browser ketimbang lewat email di outlook. Kecuali kalau lagi males surfing dan antrian unduhan masih bejibun, info FB biasanya cukup saya baca di outlook. Tapi hari ini ada email FB yang saya baca tertera jam 22.30 berupa komentar tapi saya tidak bisa membalasnya. Saat saya cek dibrowser firefox ternyata sudah terhapus. Kok bisa? Ternyata status saya kemarin lusa itu adalah share dari status teman. Dan ketika status teman yang saya share dihapus oleh si empunya status, hilang juga status-share-ku berikut dengan komentar-komentar teman-temanku. Padahal status temanku itu meski secara isi sama tapi berbeda maksud dengan tajuan saya nge-share. Kalau si empunya status, menurut saya lebih kepada perilaku anggota dewan yang sering plesiran dengan kedok kunker, bintek, studi banding dan lain-lain namun mengambil contoh kasus anggota dewan yg pernah menangis di hadapan pengurus partainya. Sedangkan tujuan saya nge-share status tsb adalah lebih kepada “persoalan” kekompakan dari anggota dewan tsb dengan teman-teman se-partai dan atau se-fraksinya. Bahkan saya khawatir “persoalan” itu bukan lagi sekedar kekompakan (managemen informasi) tapi sudah lebih parah menyentuh persoalan ukhuwwah sesama muslim. Apalagi partai mereka adalah partai dakwah, katanya. Mestinya sebelum mereka berdakwah tentang ukhuwwah, tentang amal jama’i, tentang berjama’ah dan berpartai, dan banyak lagi tentang-tentang lainnya, contohkan dan lakukan dulu semua itu di diri dan komunitas mereka. Bukankah kaburo maktan indaLLohi an taqulu ma laa taf’alun ?

Adalah “Kuda Hitam” (http://www.facebook.com/profile.php?id=100003356351506) email: adiputro_90@yahoo.com yang pertama kali saya baca statusnya di Group Gerakan Melawan Tirani untuk Kemakmuran Rakyat (GMTuKR) http://www.facebook.com/groups/216968725003935/ dengan sebuah comment dari “Ir Kuna” (http://www.facebook.com/profile.php?id=100000582541109) dan 6 thumblers termasuk saya, pada Selasa 21 Februari 2012 sebagai berikut:
Kuda Hitam
Saya dpt kabar ada anggota DPRD yg pernah menangis dihadapan para pengurus partainya ia merasa terbebani moralnya karena mengikuti kunjungan kerja keluar kota yang menghabiskan anggaran yang tidak sedikit, eh tahu tahunya hanya sandiwara belaka. Hari ini yang bersangkutan lagi ikut kunker pansus II yang kedua kalinya padahal aturannya pansus hanya boleh kunjungan keluar kota sekali saja.
Unlike · · Follow Post · Tuesday at 3:12pm
Namanya saja pansus, jadi masalah kedua dan ke seberapapun, wong namanya khusus.....ya ndak masalah...itu pikiran mereka....padahal biaya pansus, kunker, bintek dan segala macamnya sangat membebani APBD, dan itu jg hasil mencekik leher Rakyat dg kebijakan yg tidak bijak dg segala perwal, perda dan tetek bengeknya....biarlah mereka anggota legeslatif bersenang senang dg pansus nya...rakyat yg menderita dg beban pajaknya, denda, parkir dsb....
Tuesday at 4:15pm via mobile · Like · 3

Dan dengan redaksional  yang persis sama ternyata status tsb juga ada di wall/dinding Kuda Hitam. Hari Rabunya saya share status yang ada di dinding Kuda Hitam dengan mention beberapa orang teman FB saya, termasuk Kuda Hitam sebagai ijin tentunya. Tapi entah kenapa hari ini status tersebut sudah dihapus dari dinding Kuda Hitam, tapi yang di wall group GMTuKR belum dihapus, sehingga saya bisa copy-paste disini. Sampai dengan saya unggah tulisan ini, belum ada penjelasan dari Kuda Hitam. Jadi dengan maksud sebagai record status saya tsb saya tuliskan kembali arsip yang ada di email forward dari FB.

Adapun share status Kuda Hitam yang saya posting Rabu  22/02/2012 adalah sebagai berikut:

[posting update status & re-comment saya tidak terecord ke email, jadi hanya hasil meningat-ingat kembali saja, sedangkan comments temans tertulis sebagaimana aslinya, demikian]

Comment:

Ary Ortega wrote: "Wah berarti pandai berakting jg ya . .knapa gak jd aktor aja skalian . . . .hehehehe"

Rudi Hartono wrote: aktor apa Ry? aktor goyang gayung?

Erni Ratnani wrote: "mmg dlm dakwah muasasi banyak hal2 yg bertentangan dengan sanubari kita, banyak pilihan2 sulit yg harus kita putuskan segera, butuh salamatush shodr dan lapang dada serta fiqhul awlawiyat dalam segala keputusan, juga butuh kearifan dan pemahaman yg mendalam dalam menilai sebuah keputusan. kalau memang bertentangan dgn syari'at jelas harus ditinggalkan, jazakalloh khoir"

Agus Sofyan wrote: "primen kabare akh?"

Rudi Hartono wrote:  alhamdulillah baik. antum sekarang di jkt atau sby?

Agus Sofyan wrote: "saya sekarang mbalik lagi ke surabaya, alhamdulillah kumpul lagi sama keluarga"
 
Mohamad Irfan Wijanadi wrote: "assalamu alaikum, apa kabar Pa?"

Rudi Hartono wrote:  alhamdulillah baik. kiye lekun "bregas" temenanan. seputar brebes-tegal-slawi maksude....

Agus Kharir wrote: "@akhinal Kiram Rudi,.... sy sepakat dg bu Erni... dan yg perlu kita lakukan adalah tabayyun ttg anggota DPR yg "menangis di hadapan pengurus partainya" karena inilah yg akan menjadikan bobot ma'na yg berbeda,... dan nuansa ukhuwwah dan husnudzon barangkali jg perlu dikedepankan,.... Wallahu 'a lam bis showab...."

Rusman Abdulloh wrote: "Ari jare inyong tah kabeh kudu jelas info ne sing endi? Sing sapa? Wong sing nulis be ora jelas,ilokan ana wong sing arane kuda hitam?"
Rusman Abdulloh wrote: "Ari sing nulis @ Agus kharir jelas,wong slawi wetan,guru nang SD INPRES.@ Rudi Hartono ya jelas wong Margadana,Fotone ya jelas,lawas mbuh apa."
 
Abahe Azzam wrote: "rame nemen ana apa ya...maring tirus bae yuuh,apa maring blengongan kr nggawa tahu kiwil sing panas,ben rahat owh......."

Rudi Hartono wrote:  panganan bae bos! angger aku tah ora bisa nolak angger diajak, kecuali angger gon ngejak tah mikir2 ndisit, hehe...

Abahe Azzam wrote: "lah kuwe mas,acara untu ndisit nembe mlebu intine dadine rahat owh...angger lg nglemprak bareng tah katon sing ngomonge bener2 kr sing basa basi tok,hahahahaha....wulan ngarep tek pasna jadual dines nang jkt wes ya...temenan kiye!"

Rudi Hartono wrote:  'keyakinan'ku tetap tidak berubah om, angger diajak ora bisa nolak.

Abahe Azzam wrote: "muga2 bs ketemu kabeh,laskar bregas ya mas,ben ora klumprak-klumpruk bae,hahahahahaha...."

Rudi Hartono wrote:  jare pak Toto: ngece !!! pengin re-comment maring penguasa wilayahe, al-ustadz @Rusman Abdulloh: angger nembe pertama kali tah wejangan qiyadah KDD9 layak direnungkan, tapi angger wis beberapa kali (yang ini kedua kalinya yang saya tahu keluar ke publik, entah yg saya terlewat darinya, maklum saya gak mengikuti) kayaknya layak mendapat perhatian khusus. Kalau memang "persoalan" itu ada dihadapan kita, rasanya siapa yang pertama cerita/nulis sudah kehilangan prioritas pertamanya. Kata ust. Musyaffa di dakwatuna.com: "Pepatah mengatakan: orang pintar cukup diberi isyarat".

Abahe Azzam wrote: "ya wes,dijak ya komandane..."

Darni Imaduddin wrote: "ngikuti komentare dadi pengn nimbrung..eh usul dink,.....yen JELAS TUR KENAL njagong bareng terus ngobrol malah cepet rampung yo..."

Rudi Hartono wrote:  bukankah setelah aleg yang tidak ikut ke Bali komentar di media/koran, dijawab oleh salah satu aleg yang ikut ke Bali di media/koran/facebook, terus ente-ente (jelas tur saling kenal) pada njagong bareng terus ngobrol sampai jare ana sing nangis ana apa, karena beban moral, daning sampai saiki ora rampung-rampung pak? itulah makanya ketika membaca status Kuda Hitam saya jadi kaget, DANING ORA RAMPUNG-RAMPUNG??? toli pan sampai kapan???? Antum dongene ambil peran pak? Aja cuma ikut kemana angin berhembus pak. Saatnya kesenioran Antum dibutuhkan sekarang. Tampilah sebagai penengah yang adil!!!!


Sayangnya comment pak Darni baru saya ketahui setelah status Kuda Hitam dihapus, jadi status saya yang berupa share-status dia otomatis ikut terhapus berikut comment & re-comment-ku.

Sebagaimana diawal posting saya jelaskan bahwa kemungkinan maksud & tujuan saya berbeda dengan Kuda Hitam. Saya sedikit banyak mengetahui karakteristik teman-teman PKS Kota Tegal karena saya pernah membersamai mereka dengan "damai" selama lebih kurang 3 tahun. Meminjam istilah yang pernah saya dengar & baca dari Al-Mukarrom Agus Kharir, bahwa orang yang akan masuk ke dalam WC umum biasanya banyak komentar tentang "kejelekan" WC umum, tapi begitu dia masuk dan melepas hajatnya, terkadang lupa akan kondisi sebenarnya. Mungkin perumpamaan seperti itulah saya mengangkat hal ini. Antum-antum yang sudah di dalam lupa dech.......



Inbox FB ke Kuda Hitam----------------------------------------------------------------------------------
Status 21/2/2012 nya kok dihapus? ada yang keberatan? atau protes? masalahnya saya kemarin share status tersebut dengan me-mention Anda dengan maksud sekalian ijin. Tapi sekarang status tersebut hilang berikut komentar dan jawaban2 saya yg sudah cukup panjang. Meskipun saya punya record nya di email tapi kok sayang yah kalau yang asli sekarang gak ada. kesannya saya gak gentle dengan menghapus status tsb. padahal status tsb hilang otomatis dengan dihapusnya status Anda.

Kalau boleh tahu lebih siapa Anda saya mungkin akan lebih bisa memahami. Tapi yang mungkin perlu Anda tahu, tujuan Anda lebih umum tentang perilaku dewan, sedang tujuan saya share lebih kepada internal PKS kota tegal yg dulu dengan susah payah saya bangun tp sekarang agak berantakan hubungan antar individunya. itu point yang ingin saya perbaiki dengan menshare status Anda.