Minggu, 27 Juli 2025

Pertama Kali Lihat dan Dengar Taujih Engkong

Taujih Ust Hilmi Sebelum Deklarasi Partai Keadilan di PGPQ 1998 (translate dari kaset rekaman, yang disita dari peserta yang merekam saat itu)

Kaset-1

إِنّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيّدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ارْكَعُوْا وَاسْجُدُوْا وَاعْبُدُوْا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ ۚ

- Membangun hablum minallah sebagai :

1. Dasar kehidupan atau muntholaqul hayat (pangkal tolak kehidupan)

2. Rute perjalanan hidup kita

3. Tujuan akhir hidup kita

Itulah orientasi hidup (pangkal - rute - tujuan)

Walikulli wijhatun huwa muwaliha, fastabiqul khoirot

Waminannaasi man yasri nafsahubtigho’a mardhotillaah (fokus tujuan)


- QS. 22:77 kerangka hidup yang harus kita bangun :

Kerangka hablum minallah

       -     secara dhohir / fenomenal (imanan wahtisaban/nifaqon watasanu’an - nifak yang dibuat-buat) → dua-duanya bisa.

       -    secara substansial / batin → hanya bisa dilaksanakan oleh orang beriman (sebagai landasan) makanya redaksi ayat : “Hai orang-orang beriman…” 

        -   sebagai bukti keberhasilan kita membangun hablum minallah adalah waf’alul khoiro : manusia produktif melahirkan kebajikan demi kebajikan yang diperuntukkan untuk manusia dan untuk alam semesta. Ukurannya adalah produktifitas kita → waf’alul khoiro dalam hablum minannaas → dapatkan janji Allah la’alakum tuflihun. Janji Allah mewajibkan kepada diriNya, tapi syarat normatifnya terpenuhi irka’u, wasjudu, wa’budu waf’alul khoiro rohmatan lil ‘alamin : lil mu’minin, lil kafirin (yahudi picek dituntun, nasroni pengkor digotong, budha klenger disantuni).

+ etika ketuhanan : lakum dinukum waliyadin

+ etika kemanusiaan dalam segala aspek : harus mendapat rohmatan lil ‘alamin.


- Islam kita yang syamilah mutakamilah (integral dan terpadu), meliputi segala aspek kehidupan, tidak kececer, satu aspek menopang aspek yang lain.

- Proses islamisasi yang kita perjuangkan masih jauh menuju kesyumuliyahan Islam, yang baru tercapai kalau kita masuk ke marhalatud daulah. Betapapun tahap-tahap, point-point, marhalah-marhalah yang sudah kita capai, sudah kita kumpulkan, potensi-potensi yang sudah kita bina selamanya harus terpadu. Produk suatu marhalah tidak boleh dilupakan dalam marhalah berikutnya. Contoh istilah ikhwan dan akhwat adalah produk islamisasi, istilah tarbiyah, dan lain-lain.

- Dalam mencapai kesyumuliyahan kita menempuh sebuah abjadiyah, alpabeta, marhalah, tahapan-tahapan, tidak melompat jauh. Perintahnya : falaqtahamal (menerjang) aqobah (halangan/jalan mendaki) → melampaui dakian. Kita akan melalui abjadiyatud dakwah, alpabeta dakwah, marohilud dakwah, mihwarud dakwah.

- Tertib abjadiyah suatu keniscayaan. Suatu kemestian, aksiomatik, keharusan dalam harokah dakwah. Harokah dakwah kita masuk dari alif, hak-hak alif kita penuhi, kita cintai, dan seterusnya, tapi kita tidak boleh hobi alif (berhenti di alif).

- Tahapan berikut, Ba Ta Tsa dan seterusnya, harus kita masuki dan tidak boleh dilewati tapi selama kita masih di alif wawasan kita ke Ya.

- Hasan al Bana : Harokah ini bagaikan ruhun jadidatun tasrihi fil jasadil ummah. Jiwa baru yang mengalir di tubuh ummah. Dicontohkan seperti darah / air di tubuh kehidupan umat. Bersumber dari sumber-sumber fitriyah / air hujan meresap dan seterusnya dengan orientasi air adalah ke laut. Kadang air terjebak di kedung yang rindang. Penyakit mun’athofatud dakwah, sentimentil kita tertambat. Mun’athofatud Dakwah bisa berupa jabatan, ma’had, masjid, keluarga yang Islami, dan lain-lain. Untuk diajak ke marhalah berikut : sagholatna amwaluna wa ahaluna fastaghfirlana (repot nih, inikan nikmat Allah yang harus dikelola dengan baik, ma’afin deh).

- Tapi ikhwah dipompa dengan wa’aiddu (selalu siaga), kadang siaga 1 (ZAS : zuruf, amniyah, sho’bah), bukan ijin tidak berharokah tapi takayuf / penyesuaian, dalam kondisi sulit tetap jalan, justru ini latihan. Dimasa sulit saja kita bisa memikul beban (qudroh ‘ala tahamun) apalagi dimasa mudah.

- Dakwah kita akan terus, melalui tahapan-tahapan, menuju ke lautan syumuliyatul Islam, sebarkan rohmatan lil ‘alamin, menerima janji-janji Allah disana, di ruang lingkup daulah Islamiyah, ruang lingkup khilafah Islamiyah, ruang lingkup ustadziyatul alam, sina’atul hadhoroh (ciptakan peradaban baru).

- Sekitar belasan tahun, masuk mihwar tandzimi. Lima tahun lalu berdasar evaluasi mahali dan ‘alami, masuk mihwar sya’bi.

[1] Mihwar Tandzimi

Intinya : membangun syakhsiyah Islamiyah dan syakhsiyah daiyah (kaifa yatakayaf bil Islam dan kaifa yataharok bil Islam). T1 dan T2 produk maktab tarbiyah, kreatif mencari asalib dan wasa’il yang terbaik dan efektif / fa’aliyatud dakwah. Menjelang mihwar sya’bi sudah dipersiapkan dengan bedah-bedah buku, demonstrasi-demonstrasi, seminar-seminar.

[2] Mihwar Sya’bi (lebih kurang 5 tahun lalu, 1993-an)

Punya syakhsiyah ijtimaiyah (makhluk yang bermasyarakat). Jama’ah IM secara struktur adalah tandzim nukhbawi (struktur kader, organisasi kader) tetapi secara harokah adalah jamahiriyah, harus menyertakan publik. Rumusan perjuangan kita :

1). Harus mendapat dukungan Allah melalui maiyatullah, ta’yidullah. Huwaladzi ayadaka binasrihi wabil mu’minin.

2). Dukungan mu’minin. Jama’ah kita sebut jama’ah minal muslimin (dari sekian banyak jama’ah dan organisasi lain). Tapi kita adalah jamaah yang syamilah mutakamilah, tidak terjebak juz’iyah. Walaupun syumuliyah belum tercapai tetapi ketakamuliyahan harus dicapai dalam setiap tahapnya.

Kita harus jujur, seperti Jamaah Tablig (JT) jujur dengan kejuz’iyahannya. Syiar JT : qul kalimataka wamsyi (sampaikan saja dan tinggal pergi). Paling siapa khuruj (madal hayat 4 bulan, 1 tahun 1 bulan, 1 minggu 1 hari, biaya sendiri).

Kita harus ijabatul ru’yah (positif thinking) terhadap mereka.

Ruhut tadayun sya’bi (jiwa keberagamaan dalam masyarakat) JT bagus dalam hal ini.

Sistem sanad harus tetap dijaga. Ibroh dari jamaat islami dikecoh benasir dengan suntikan massa.

[3] Mihwar Muasasi

  • Kita bangun madaris, ma’ahid, tabligh-tabligh akbar, seminar-seminar, mudhoharot (fenomena ‘alami) → membiasakan → melembaga.

  • Muasasah masih juz’iyah dalam bidang-bidang (secara yuridis formal juga sempit), secara aktifitas juga dipahami dalam ruang lingkup yang terbatas.


→ potensi-potensi ini akan dirakit dalam mata rantai ketakamuliyahan menuju kesyumuliyahan.

  • Evaluasi-evaluasi (taqrir-taqrir) → untuk tahu peta potensi internal kita diukur dengan peta potensi eksternal kita, sejauhmana kekuatan yang bisa kita kerahkan dan seberapa besar penerimaan diluar terhadap kita.

  • Sekitar 3 tahun lalu (1995) riak-riak dan angin sepoy-sepoy tentang masyarakat madani berhembus → kita intensifkan evaluasi.


⇒ Jama’ah membentuk komisi kebijakan / lajnah siyasah (politik yang bener itu bijak, dan kebijakan yang bener akan memahami politik). Siyasah = qiyadat, sasa-yasusu-sais, → sais = qoid.


  • Lajnah siyasah merumuskan dan menangkap dinamika di luar → tahun 1997 lahirlah VISI 2010, hitungannya Suharto turun normal 2003 dan tidak ada pengganti yang ‘sebandel’ dia (diktator selalu menghasilkan generasi lemah). Negara diktator setelah itu ambruk (syah iran & uni soviet).

  • Tahun 2010 bebas bagi semua, baik al haq & al bathil bertarung dalam kondisi sama-sama bebas. Al bathil mempunyai sifat self destruction / zahuq (innal bathila kaana zahuqo) karena melawan fitrah dan akan hancur sebelum melawan al haq / Allah.

  • Kita tidak punya fasilitas? Kan ilmu istifadah populer di kalangan ikhwah, intifa macem-macem. Fasilitas itu dari Allah (Allaohu yuhariqu qulubal muhsinin) asal ikhlas dalam bergerak. Abdul ghoni → ghoniyun (warizqukum fissama’i wamatu’adun, fawarobbisama’i wal ardhi innahu lahaqun mistla ma anakum tantikun) kisah ulama Syam : Az Zuhri lagi baca ayat tsb, disatroni perampok orang arab : “tholabtuhu fil ardhi wahuwa fissamaa?” (perampok saja yakin! Bagaimana dengan ikhwan? Tukang sihir fir’aun iman nya yunior, kita kan senior?

  • Ada peluang untuk mengekspresikan dan mengaktualisasikan aqidah kita, fikroh, manhaj, akhlaq, kafa’ah kita → untuk fastabiqul khoirot sambil kita susun strategi → VISI DAKWAH 2010 yang berdasarkan ru’yah basyariyah yang laya’lamul ghoiba illaLlah, Suharto kira-kira akan turun 2003. Tapi ternyata selalu Allah sabiqun bil khoirot wama nahnu bimasbukin ‘ala annubadila amstalakum wanungsyi’akum fii ma laa ta’lamun.

  • Ahasibaladzina ya’maluna sayyi’ati ayasbiquna sa’a mayahkumun (al ankabut) apa dikira orang-orang yang merancang kebejadan bisa mendahului Allah?

  • 2010 → 2001? Tidak masalah soal penjadwalan (taukid) yang penting substansi, esensi, muatan masyarakat madani tetap sama, cuma ada akselerasi yang timbul karena ada masyi’atillah dan qudrotillah.

  • Dalam proses ada percepatan → ikhwan akhwat didorong untuk terus :

  • Aple mengekspresikan dan mengaktualisasikan diri.

  • Memanfaatkan sunnah kauniyah / nawamisul kaun:

  • Ikhwan akhwat memanfaatkan sunnatutadafu’, Allah ciptakan alam semesta dengan aturan-aturan syar’i dan kauni. 

  • Yang kauni misalnya :  wassamaa’a rofa’aha wawadho’al mizan, menciptakan semesta dengan keseimbangan → tawazun (sunnah kauni).

  • Menciptakan tabiat unsur : persaingan (tanafus) → bahkan konfrontasi (tadafu’) → adam & iblis, qobil & habil  →  melestarikan kehidupan. Ayat-ayat sunnatutadafu’ selalu satu mata rantai dengan ayat-ayat qital / jihad (merupakan respon syar’i terhadap sunnatutadafu’). Kisah Tholut (al baqoroh)  22/39-40.

  • Sumber-sumber moral di alam ini banyak, ada yang ditemukan : 

  • Secara syar’i di dari Qur’an dan Sunnah

  • Secara fitri → berbareng dengan Qur’an & Sunnah, kalau murni fitri tok → lahir tempat-tempat perenungan (tempat semedi, dll. sebagai pengendali moral walaupun campur dengan syirik).

  • Proses tadafu’ dimenej mendayagunakan potensi senat mahasiswa → KAMMI


  • Balada Amin Rais dengan IM, beliau komentar (1) Muhammadiyah lebih besar dari IM? (2) Proyek IM tidak ada yang dimerekin IM, eh malah orang lain yang pakai nama kita: 1) Bagian Rohani Humpuss, IM dengan Mursyid Am : Toto Tasmara. 2) Di Kalibata, ada majelis taklim IM. Kisah terowongan Sarajevo dengan 3000 dollar tidak dimereki IM.

Kaset-2
  • Amin ngomong : hati saya sunni, visi politik saya syi’i → omongan serampangan, karena syi’ah itu berangkatnya dari visi politik baru aqidahnya melenceng karena disesuaikan dengan visi politik, ubudiyah, fiqhiyahnya disesuaikan (walaupun ada yang tidak berangkat dari visi politik, tapi umumnya berangkat dari visi politik).

  • Tamu-tamu kita sering kita temukan dengan Amin Rais, Dr. Abu Mahmud (wakil Hamas) → komentar Amin: Muhammadiyah Hamas Indonesia.

  • Setelah lama kita perhatikan, Amin ngomong suksesi (kata-kata haram waktu itu) → ini Amin punya ruhut taharur (jiwa pembebasan) tapi Muhammadiyah tidak membackup, maka kita backup, 1000 massa, menjadi 1 juta massa turun di monas.

  • ABRI kalangkabut, akan menjaga ring-1 (dubes amerika, istana negara, dephankam, Dep Pen, Bank Central, Bank Amerika).

  • DPR/MPR kosong → ikhwah masuk, ada tim kesehatan dari UI. Masalahnya: meyakinkan Amin tentang kondisi ini, maka 4 ikhwah ditugaskan keliling dengan Amin → disiarkan sejuta massa batal di monas.

  • Besoknya (21/05/1998) Suharto jatuh, bifadhlillah secara hakekat, secara dhohir hasil interaksi seluruh kekuatan bangsa yang sudah dijalari ruhut taharur yang kita salurkan lewat channel Amin Rais.

  • Terus berhubungan dengan Amin, sampai dia ngomong inner cycle (ikhwan fiddin), kita punya 3 target:

  1. Membangun akses untuk sebarkan jiwa pembebasan dan kerjasama nasional, sehingga di partai manapun beliau, hubungan kita sudah baik.

  2. Kalau bisa mengarahkan.

  3. Tajnid, azzaman juz’um minal ilaj, perlu marhaliyah, tathbiq manhaji kepada siapapun harus sama (tidak berubah-ubah).

  • Dengan memanfaatkan potensi sunatutadafu’ → jatuhlah Suharto.

  • Dengan memanfaatkan sunatutadawul (watilkal ayamu nudawiluha bainan-nas) → terjadilah giliran (bukan cuma presiden nya saja), tapi juga kebebasan, jahriyah, dsb. Kesempatan/giliran itu bisa ditangkap oleh yang selalu siap. Kaum muslimin sering dapat giliran tapi lahum qulubu layafqohuna biha ……. ula ika humul ghofilun. Ummat selalu tidur, tunggu 10 tahun.

  • Islam selalu melihat haq dan bathil sebagai sistemik (ash Shof) yaitu ‘bun yan’. Ini baru piramida yang gompel puncaknya saja. Awas muncul kepala baru.

  • Pengawasan juga dari tandzim ‘alami, sekjen nelpon, tapi Ust Hilmi bilang tidak bisa, 20/5/1998 Dr. Kamal Hilbawi datang ke Indonesia, hanya mau mendengarkan saja, dari Ust Hilmi, Dr. Salim, Dr. Hidayat, dll. (datang pagi pulang sore hanya untuk denger).

  • Tanggal 25/5 ditelpon dan 26-27/5 berangkat & disana sudah kumpul Maktabul Irsyad dari seluruh dunia sudah hadir. Ust Hilmi cerita saja, tentang ABRI, Cina, Golkar, dll. Dari A-Z selama 2 hari. Dan hari ke-3 mereka yang diskusi, Ust Hilmi cuma ndengerin dan nambahin. Dan sore harinya: 

(1) La budda min taqwinil hizb

(2) La budda min taqwinil lajnah istisyariyah li Indonesia (tim konsultasi untuk Indonesia). 

(3) La budda min taqwinil sunduq khos li Indonesia.


  • Ust Hilmi : berfikir khawatir dari liqo’, usroh → hizb, ngetrend nya terlalu tinggi, kita di Indonesia tidak punya tokoh politik.

  • Dijawab : ada reformasi/revolusi → siapapun yang berhasil mengekspresikan diri → tokoh (contoh Rama Pratama). Dialog dia/kita dengan jendral (latihan), Kodim, Koramil adalah mad’u. Akh Fahri Hamzah, KAMMI ditawari MPR, ust Hilmi nyuruh diterima → target bikin mimbar ikhwan disana, siapa tahu ada udzunun saighoh (kuping-kuping yang siap denger/hati-hati yang siap). 

  • Ust Hilmi : jumlah ikhwan akhwat 3000-an ditengah-tengah 200 juta-an penduduk Indonesia. Dr. Taufiq Wa’i (mas’ul tarbiyah) : Nahnu la nurobbil junud, nahnu nurobbil qiyadat.

  • Tanya-tanya terus → Hilmi tidak qona’ah (padahal dia qona’ah jama’ah / bahkan tidak qona’ah dzatiyah) pulang dari sini jangan langsung ke Indonesia, mampir ke Dr. Taufiq Wa’i (mas’ul tarbiyah, Kuwait). Disana sudah pada ngumpul termasuk Dr. Said Nuh (ahli hadits & politik) rencana 18/9/1998 akan ke Indonesia dengan judul Jima’us Siyasah, simpul-simpul politik, diutus oleh Jihaz Tarbawi.

  • Di tandzim ‘alami → mendorong aktifitas ikhwan untuk masuk aktifitas publik (ansyitoh jamahiriyah) membuktikan nahnu minhum wa ma’ahum walahum (lebih populis).

  • Jihaz Tarbawi bentuk tim inovasi manhaj tarbiyah, Ketua Dr. Taufiq Wa’i, anggota Dr. Yusuf Qordhowi, Dr. Ahmad Asal (rektor Universitas Islam Islamabad), Dr. Sayid Muhammad An Nuh (muhadits), Syaikh Mana Qothon (Saudi), Dr. Isham Basyir (penasehat presiden Sudan).

  • Tim tsb mengahasilkan inovasi manhaj baru, dibekalkan ke Ust Hilmi ketika dapat instruksi La budda min taqwinil hizb → inti keanggotaan ikhwan diperluas. Ada 6 level, kebawah dengan muntashib dan ke atas 1 level. Manhaj Tarbiyah (kewenangan?)

  1. Mubtadi’in indikatornya sudah tidak berhubungan dengan jin.

  2. Muayyidin

  3. Muntashibin (2 tahun, intinya pada wala)

  4. Muntadzimin (3 tahun, pemenuhan batas minimal dari syurutut tajnid arkanul bai’ah)

  5. Amilin (1 tahun)

  6. Mutakhosisin, spesialisasi bidang (ekonomi, politik, seni, dll.)

  • Disyurokan di Majelis Syuro → Lajnah Siyasah → Lajnah I’dadul Hizb : 

  • Polling  > 70% setuju partai

  • Polling  > 30% tidak setuju partai sekarang

  • Sisa nya sami’na wa atho’na apa kata jama’ah.

Komposisi yang merupakan natijah produk tarbiyah yang mutawazinah.

  • Bentuk nya ada 3 kemungkinan:

  1. Ada maktab siyasi : semua personel, maktab, lajnah, idaroh, qism → jadi fungsionaris partai.

  2. Bikin kaya KAMMI, lembaga politik made in ikhwan untuk ummat.

  3. Kita menampilkan diri sebagai partai → lalu dibahas s/d 20 Juli

  • Disyurokan dan kita memilih yang ke-3 dengan pertimbangan 3 hal (syar’i, tarikhi/tajribi, dan fikri).

  1. Syar’i, dalam syariat yang penting kita punya lembaga amal jama’i dan qur’an sunnah → nama-nama : hizb, anggota junud, fi’ah, hadist : al jama’ah, ath thoifah. Yang akrab di telinga kita : al jama’ah (soal IM tambahan). Nama (tabiat bani adam), tidak penting. Maka dengan khotibunnasa ‘ala lughoti qoumihim (pendekatan intelektual) wa khotibunnasa ‘ala qodri ukulihim (pendekatan kultural) maka yang dekat dengan kuping mereka : Al Hizb, Hizbud Da’wah. Oleh orang disebut partai politik, tidak apa-apa, sebab politik bagian dari dakwah (dzikrul juz yuridu bihil qul) → boleh secara fiqh.

  2. Tajribi dan Tarikhi

  • Imam Syahid, jama’ah diumumkan ngedukung Indonesia, pengalaman politik Indonesia terdokumentasi lengkap di IM.

  • IM dibubarkan hanya sebagi parpol, jama’ahnya tidak bisa dibubarin. Partai Refah ganti sekian kali nama. Hizbun Nidzom al Wathoni (Partai Disiplin Nasional), Hizbul Adalah, Hizbus Salamah, Partai Kesejahteraan, sekarang nama baru.

  • Di mesir karena dilarang, Ikhwan semacam koalisi. Di Mesir, partai itu hubungannya dengan SIUP, dan kerjasama dengan ikhwan. Sekarang lagi dicekal aktifitas politiknya. Sebagai lembaga amal jama’i, jama’ah jalan.

  • Kasus Salsabil (perusahaan komputer ikhwan) menang tender untuk program komputerisasi Dephankam. Laporan ke Husni Mubarak, kaget dan Salsabil diserbu. Didapat disket : isinya strategi global ikhwan (mihwarud da’wah) → diumumkan di surat kabar al Ahram (partai pemerintah), tapi masyarakat justru simpati, ma’al ikhwan → penerbitan distop (hanya 2 atau 3 kali terbit).

  • Mesir, Ketua ikatan dokter, bilang IM jujur tidak makan uang organisasi. Wanita di kampus tidak berjilbab bilang: IM jujur. Babasyanoda (pemimpin Kristen Gipty) paham dengan IM dan IM memahami Babasyanoda.

  • Tajribah IM banyak dan aneka ragam : aljazair (2), libanon (1), tunis, yaman (3) yang lebih deket/cocok : aljazair, al aqrob: Yaman (jama’ah nya saja tampil sebagai Hizb).


Kaset-3


  1. Dilakukan oleh Public Institusional yang kita miliki: ma’ahid, madaris, muasasat yang ada → sasarannya: menumbuhkan jiwa kejuangan (ruhul jundiyah) supaya mereka partisipatif dan kontributif (kita tidak cenderung mereka masuk hizb, tapi bisa di partai-partai lain). Di Yaman (penyebar Islam ke Indonesia adalah orang Yaman), tajnid jamahiri dilakukan oleh ma’ahid ilmiah (milik ikhwan, tapi tidak dinyatakan milik Partai Ishlah) → disana dilakukan public service / pendidikan umum (tarbiyatul ummat), ini jumlahnya ribuan, sampai pemerintah risih. Mereka mengajukan suatu politik : wihdatus siyasah ta’limiyah (kesatuan kebijakan pendidikan) maka ma’ahid dibubarkan tapi itu sudah milik rakyat, tidak bisa dibubarkan? Basis ikhwan di rakyat, maka sekretariat partai jangan di tempat-tempat tersebut.

Yaman Utara vs Yaman Selatan (komunis) → kisah unik ngumumin perang, perundingan di Yordan, isyarat komando penyerangan dengan turunnya kertas di tangan (Ali Abdullah Salim/Soleh). Isyarat itu bocor ke ikhwan, dan serbuan komunis berhasil dicegah/disergap.

Amerika peperangan itu melalui Saudi mbantu komunis. Raja Fahd ngirim berkontainer-kontainer senjata dengan supir orang Pakistan (orang Saudi gak berani, pedangnya saja tidur). Dicegat dan diambil, yang kecil s/d yang sedang masuk dapur-dapur ikhwan, sedang yang berat dikasih ke pemerintah. Terus ucapin terimakasih untuk Fahd dari presiden Ali Abdullah Soleh, atas senjatanya. Fahd stroke. Sekarang diluar militer ada 6 juta senjata tersebar di masyarakat terbanyak di ikhwan (inni sakhorolakum ma fissamawati wama fil ardhi, artinya Allah yusakhirul kafirin litasrikhil mu’minin, Allah menggerakkan kafirin untuk mempersenjatai ikhwan).

Add.(1) disana tidak bicara politik tapi dasar-dasar politik dalam Islam (rukun Islam, rukun iman, ma’na syahadat, ma’rifatullah, dasar-dasar Islam).

Manfaat : jika potensi yang dididik ikhwan ini menyebar kemana-mana dalam tajnid jamahiri → nanti jika dibutuhkan suatu ketika : kalau disetel suatu bunyi akan timbul suatu symponi, proposal apapun akan disambut oleh kelompok-kelompok lain.

Disini yang penting semangat pembelaan Islam wal Muslimin.

  1. Bagi yang setuju AD/ART, program dan tujuan Partai, bisa masuk.

  • Disana kita sudah pasang kemah, ruang tamu, kantin, dapur konsumsi. Kita sudah menjadi penghuni lama dan tamu-tamu kita layani.

  • Program pelayanan = tajnid hizbi

  • Program tamhidiyah bisa ada dimana-mana (karena ada ABRI, birokrat, dll.) tapi cenderung di dalam partai → tetap digarap = tajnid hizbi

  • Bagi komisi organisasi → proses kaderisasi keanggotaan

    • Ada anggota pemula, muda, madya → tajnid hizbi

    • Anggota senior → tajnid ikhwani

    • Jadi sekarang ada 2 tajnid (jamaah, hizb, ikhwani) yang dulu cuma terkonsentrasi di tajnid ikhwani dengan tamhidiyah ada dimana-mana.

    • Jadi dalam partai itu sudah ada ruang-ruang dengan sekat-sekat normatif (ada dauroh, program mentoring/halaqoh, taqwim muntasibin).


ABRI dulu ofensif (nuduh subversif dll.) sekarang defensif (nggak nyulik, nggak bunuh, dll.) digaplokin dari sana-sini.

Kita harus salurkan rahmatan lil alamin kita kepada ABRI yaitu dengan ABRI harus : 

  1. Redefinisi dengan fungsi-fungsi nya (dwi fungsi, apa gak dihapus saja?) atau kembali ke definisi Nasution : dwi fungsi pertahanan itu rakyat : wamil perwira cadangan, pasukan cadangan (fungsi sosial dan fungsi pertahanan, pertahanan rakyat semesta). Oleh Suharto dibalik, bahkan ‘ala kulli syai’in qodir

  2. Reinterpretasi dan,

  3. Reorientasi, sebagai pengawal hati nurani rakyat

Terjadi repositioning terhadap posisi ABRI (landasan historis, konstitusional dwifungsi ABRI). Penyelewengan dimulai tahun 1967 di Rapim AD ABRI yang diwarnai politiknya Ali Murtopo, Beni Murdani, Sujono Humardani (penasehat ekonomi). Trilogi thogut Fir’aun (penguasa politik/aturan-aturan), Qonun (penguasa ekonomi/membiayai) dan Haman (penguasa militer/membackingi).

Agar ABRI kembali ke tempat yang proporsional yang dilaksanakan secara profesional → ABRI tetap disegani oleh negara lain yang hasut ingin mengobrak-abrik negara kita lewat LSM-LSM yang didanai (pemerintah saja dapat dari IMF kenapa LSM tidak?). Kalau ABRI lemah, negara-negara donor LSM akan makin lancang.


⇒ insya Allah kita punya ru’yah yang wadhihah terhadap qodhoya wathoniyah.

  • Masalah daurut ta’biah, kalau sudah ada tansiq → tinggal mobilisir sesuai ruang lingkupnya. Apakah mobilisasi potensi : 

  1. Outer cycle : membela HAM, IBT atau PIM

  2. Memperjuangkan idealita partai.

  3. Masuk pada pelaksanaan program-program : dari bina’ul fardil muslim s/d ustadziyatul alam → inner cycle dari lingkaran besar (K merupakan kader inti dalam proses perjuangan besar → yang kita pasang komplek Hizbul Adalah).

  • Ikhwan yang di birokrat dan strategis disana dan tidak boleh masuk partai → secara ‘alaniyah tidak apa-apa, tidak secara TPS akan ketemu disana. Yang penting daurut da’wah / fa’aliyatud da’wah : peran dan efektifitas da’wah disana. Instisyariyah (penyebaran) ikhwah di lembaga berapa %?


  • Di lembaga birokrasi kita punya 5 kepentingan : 

  1. Sebagai laboratorium pengembangan kafa’ah ikhwan/akhwat (BATAN, BPPT, dll.) di departemen teknis dan departemen politis harus proporsional. Jika dibutuhkan di partai, mana lebih efektif? Di pemerintahan atau di partai?

  2. Investigasi : kebijakan-kebijakan apa disana sehingga kita bisa merespon dan mengantisipasi mudhorotnya.

  3. Interpreter / menterjemahkan kebijakan-kebijakan umum di lembaga-lembaga itu yang menguntungkan Islam wal Muslimin, minimal tidak membahayakan.

  4. Advokasi, pembelaan terhadap proyek-proyek Islamisasi.

  5. Iron Stock, cadangan keras untuk mihwarud daulah. Lulusan-lulusan di luar negeri jangan pulang dulu, cari karir internasional, baru nanti pulang. Seperti Dr. Warsito di Jepang dan ahli terowongan di Jerman. Nanti deket-deket mihwar daulah → tinggal dipanggilin pulang ke Indonesia.

  • Partai kita adalah partai da’wah yang politik bukan sebagai panglima, tapi merupakan salah satu sisi dari da’wah (da’wah lah yang sebagai panglima).

  • Target peran ini digulirkan : kalau kita punya lembaga yang legal formal, diakui eksistensinya, hak-haknya untuk mengajukan proposal dalam segala bidang → itu sudah bagus (walau tidak pemilu).

  • Pemilu 1999 sebagai ajang latihan dan pengalaman bagi kita (Refah saja 9x ikut Pemilu baru menang)

  • Kalau masuk parlemen → bikin mimbar ikhwan disana. Bagian ru’yah iqtishodiyah dll. (visi ekonomi, politik, dll.) → disyurokan disana.

  • Kalau masuk kabinet juga gak minder-minder banget. Kita punya kapasitas sudah barang tentu bitadarij watawazun → dengan tawakal dan i’tishom billah memperluas mihwar da’wah kita, memasuki mihwar muasasi dan bertahap mengayunkan langkah ini

⇒ dengan PK kita punya minimal suatu institusi formal yang mempunyai hak dalam memberikan proposal kehidupan yang lebih asymat (mendekati kesyumuliyahan) dibanding sebuah yayasan/ma’had.

                             


Khulashoh : 

  1. Dengan partai → menyelenggarakan reformasi ini lebih mantap dan lebih luas. Kita punya patokan-patokan/dhowabith fi taghyir/reformasi : 

    1. Harus mempunyai syar’iyatul asas, legitimasi syar’i terhadap dasar-dasar kebijakan itu (kitab, sunnah, syuro : ditentukannya analog-analog, kiyas-kiyas, ijtihaj-ijtihaj, pilihan-pilihan syar’i berdasarkan fiqhul ahkam, fiqhud da’wah, fiqh muwazanat bainal masholih wal mafasid, fiqh waqi’ dst.) dan syuro itu syar’i merupakan amar robbani, syuro sudah memutuskan, tidak ada setuju dan tidak setuju. Faidza azamta (aza-azam produk syuro) fatawakal ‘alallah. Proses nya mulai dari fabima rohmatin minallahi linta lahum….. dengan husnud dhomir dan indikatornya adalah husnut ta’bir (ungkapan-ungkapan bagus) “mungkin pendapat saya salah…” walau pendapat salah tapi dia merangsang pendapat-pendapat yang benar. Dengan syuro asymatun minal khoto’ (memperkecil kesalahan).

    2. Fitriatut tatbiq : fitriah dalam pelaksanaan, tidak boleh dalam da’wah betapapun syar’inya tapi bertabrakan dengan fitri akan ambruk karena fitrah itu muhkamah (kokoh). Kalau da’wah kita tidak fitriyah, tidak diapa-apain juga akan hancur.

      1. Pertumbuhan dan penyebaran

      2. Dalam statemen dan sikap selalu nukhotibu/mukhotobatu dhomirul basyariyah (hati nurani manusia yang jadi sasaran) harus benar dan tepat (qoulan sadida) : 

        1. Pendekatan intelektual (khotibunnasa ala qodri uqulihim)

        2. Pendekatan budaya (khotibunnasa ala lughoti qoumihim)

        3. Pendekatan sosial (inzilunnasa manazilahum) 

misalnya : calon gubernur jogja selain Sultan itu tidak pakai P3. Suwardi ingin nggabungin Jogja dengan Jateng itu juga gak P3.

Dalam binaul alaqah ijtimaiyah dasarnya : ya ayuhaladzina amanutaqullaha qulu qoulan sadida → khitob iman. Iman dan taqwa (khitob insani : ya ayuhannas, khitob ikhwani : ikhwan - akhwat, akhi, dll., khitob tandzimi : taqrir, qoror).

Khitob am dari PK adalah dhomir basyariyah.

Mawaqif : pembelaan dalam qodhoya basyariyah (pemecahan problematika manusia).



  • Agar K / Ki punya kemampuan dauliyatut taujih di masyarakat (daya kepemimpinan/daya kontrol) harus biasa terlibat memberikan kontribusi dalam 2 hal : 

  1. Al musyarokah fisiyaghotil bina al ijtima’i) menata pranata sosial (unsur pendamai hubungan anak, ayah, ibu, suami, istri, tetangga, masyarakat, lingkungan biar rukun).

  2. Musyarokah fi riayatil masholih al ijtimaiyah (memberikan kontribusi & partisipasi dalam menjaga kepentingan-kepentingan masyarakat : kebersihan, kesehatan, penghijauan, keamanan, dll.) siskamling dll., rumah Ust Hilmi jadi posko pengamanan SU MPR. problematika pengangguran → pelatihan-pelatihan (khafilatur bir : 2 mubaligh, 2 dokter, 2 penyuluh lapangan)

  3. Dalam langkah-langkah kita. Hubungan kita dengan semua ada hukukul fitriyahnya:

    1. Dengan istri : muasyaroh zaujiyah bil ma’ruf

    2. Dengan orang tua : birrul walidain

    3. Dengan tetangga : husnul jiron

    4. Dengan anak : tarbiyatul aulad dst (ada prinsip-prinsipnya)

Selama gerak langkah da’wah kita tidak boleh melikuidir hukukul fitriyah. Karena semua diatas itu adalah bagian integral dari da’wah.

  1. Dinamika Da’wah : dengan memanfaatkan sunnatutadafu’, sunnatutadawul, dan sunnatullah-sunnatullah lainnya → da’wah dinamis.

  2. Konsisten dalam orientasi : tidak berubah oleh mun’athofat oleh gangguan. Disorientasi da’wah → du’at bingung apalagi mad’u jangan floating, fastabiqul khoirot dengan orientasi yang jelas.

  3. Kokohnya struktur, karena struktur itu bingkai dari seluruh potensi harokah agar berjalan terkoordinasi dan terorganisir dengan baik.


Mafahim yang terkait dengan perkembangan-perkembangan kita selama ini:

1) K/Ki harus ingat tandzim/lembaga amal jama’i/jama’ah kita secara struktural adalah tandzim nukhbawi/kader → selalu punya sifat keqiyadahan dan bukan berarti hanya terbatas di ruang lingkup tandzim IM. leadership kita harus dikembangkan didalam jama’ah di tengah ummat/masyarakat. Lahan peran kepemimpinan kita sangat luas. Supaya jelas orientasi kita bukan wadzifah tandzimiyah tapi wadzifah masiriyah (tugas-tugas perjuangan bukan tugas-tugas struktural, kecuali dipercaya).

2) Peran Da’wah (dauru da’wi) : berpolitik, berseni, berbudaya harus dauru da’wi (dalam segala bidang). Apa yang kita punya (materi, kafa’ah, apapun) harus ditanya apa peran “nya” dalam dakwah.  Sehingga penunaian tugas-tugas da’wah lancar. Disinkronkan semua aktifitas da’wah. Tapi kalau tetap bertabrakan → jangan dighoibkan. Walau dia tidak hudur usari, lagi hudur da’wian.

  • Usrah kita harus kita jadikan tempat kita mengambil stasioner : periksa oli, bensin, oli rem (tawasoubil haq, tawasoubis sobr).

  • Usrah tetap setelah ada partai. Sebab dia merupakan bagian sel inti yang paling mendasar dari HI.

  • Ada 4 macam orang : 

  1. Ada yang tahu dan tahu dirinya tahu → fadzaka ‘alimun fas’alu. Fas’alu ahladz-dzikri in kuntum la ta’lamun (alim → tanya dia).

  2. Ada orang yang tahu, tapi tidak tahu kalau dirinya tahu → fadzakkiru (lupa → ingatkan dia)

  3. Ada yang tidak tahu dan tahu dirinya tidak tahu → fadzaka jahilun, fa’alimu (bodoh → ajari dia).

  4. Orang yang tidak tahu dan tidak tahu dirinya tidak tahu → fadzaka himarun, farkabuhu (keledai → tunggangi dia).


Moh. Fajri Solo

Semua di atas dengan asumsi PK akreditated, bagaimana kalau PK tidak akreditaed.


  • DPR/MPR yang sekarang adalah dari partai-partai lama yang eksistensinya terancam oleh partai-partai baru. Mereka berlomba agar seolah-olah wakil rakyat. Dan kalau dipecat dari partai lama bisa ditampung di partai baru. Plus kita usaha dengan presure : kelompok Eggy Sujana (MA dengan Ust Hilmi) dulu satu halaqah dengan Ka’ban (Sekjen PBB) dan akh Sunman.

  • Dasar : perintah dari tandzim ‘alami disuruh bentuk bukan partai Islam (status) tapi partai Islami (substansial), keislamiyahan dalam 3 hal : 

  1. Fil ittijah (dalam orientasi) yaitu yang ada dalam idealita partai yaitu manifesto yang intinya tersirat dalam 5 hal : 

    1. I’tidaliyah : bisa adil, istiqomah, tawasuth (moderat)

    2. Istiqlaliyah : independensi, la syarkiyah wala ghorbiyah wala syimaliyah wala jumudiyah walakin robbaniyah islamiyah. Sponsorship tidak ada. Info : Prabowo dalam penculikan aktifis, beberapa lembaga islam terlibat dalam mengajukan calon-calon yang akan diculik, katanya : Cides, CPDS, Dewan Dakwah, Kisdi & KB/PBB. Dalam cari dana : 1. Ruhul badal watadhiyah (setiap ada program yang kita lihat saku kita), 2. Ta’awun ikhowi, 3. Da’am tandzimi, atau istifadah-istifadah yang banyak mukhlisin.

    3. Taghyir / reformasi : dinamika perubahan terus dipacu.

    4. Demokrasi : kata orang suara rakyat adalah suara kebenaran, ya…kalau orang nya bener → tajnid jamahiri.

    5. Al wathoniyah : patriotik (membela bangsa dan tanah air)

  2. Fil Khitob (dalam statemen) → yukhotib dhomir basyariyah, pembelaan terhadap HAM, tidak menghujat, mencaci, dll.

  3. Dalam program, harus membangun potensi Islam wal Muslimin secara kuat lagi.


Ketika kita pilih PK dengan Dasar : 

  • Islam, (-) karena prinsip, (-) meraih brand image. Ada notaris siap mencatatkan PK dengan dasar Islam dengan dibawah ada catatan : sambil menunggu pengesahan UU Kepartaian baru. Kalau dikoreksi Depag atau Departemen Kehakiman, silahkan, tapi mereka yang rubah & itu tercantum di notaris bukan di hati kita, lagian tulisannya “azas”? Yang bener kan “asas”, tapi proses tetep kita lakukan. Draft RUU ada 3 proposal : Depdagri, Dept Kehakiman, UPI.

  • Tapi yang terjadi adalah irodatillah dan masyiatillah → apapun yang disodorkan Allah akan kita terima. Al khoiru mukhtarohullahulak, yang baik adalah yang dipilihkan Allah untukmu.


Aris Semarang

  • Jumlah partai banyak, kurang lebih 10 partai, dan bagaimana dengan pegawai negeri?

  • Proses penyusutan → alami (kelaikan ikut pemilu dan setelah pemilu.

Usaha lakukan presure dengan bina alaqoh ijtimaiyah.


Dari sekjen al azhar ada ide untuk lembaga-lembaga kehormatan : majelis / dewan kehormatan yang merupakan bagian konstitusional dari Partai tapi perannya konsultatif dengan semua departemen/DPP/MPP/DS atau Majelis Syuro tapi syuro yang tidak mengikat/dia muslim, alternatif-alternatif kebijakan. Pesan yang menonjol di seremonial mengingat banyak ulama yang ingin bergabung dengan partai.


Penanganan Isu : 

  1. Isu politis

  2. Isu populis, ini yang lebih kita manage (sembako, dll.) raih miftahul qulub (kunci-kunci hati) dan kerjasama  dengan informal leader → raih dukungan yang kuat.


⇒ kita perlu dzuruf al hadiyah (kondisi tenang) sebab afala ta’qilun, afala tatafakarun perlu dalam situasi yang tenang.


⇒ tindak lanjut setelah deklarasi → analog-analog jama’ah ←→ partai : 

  • DS ←→ mahkamah syariah

  • DPP ←→ tanfidzi

  • MS ←→ majelis syuro

AD/ART secara substansial (selesai)

Secara yuridis formal lagi dibahas oleh ahli hukum (intelektual : UI dan birokrat.


Masukan rekrutmen → harus diback up dengan tarbawi yang kokoh. Kalau tidak lembaga ini bukan lagi milik kita.